BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan
Definisi
pendidikan menurut para ahli banyak sekali ragamnya dan berbeda antara satu
dengan yang lainnya .Hal ini tergantung dari sudut pandang masing-masing.
Berikut pengertian pendidikan menurut
para ahli :
1. John Dewey.
Pendidikan adalah
proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual,
emosional ke arah alam dan sesama manusia
2. M.J. Longeveled
Pendidikan adalah
usaha , pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar
tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup
cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
3. Thompson
Pendidikan adalah
pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan
yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya.
4. Frederick J. Mc Donald
Pendidikan adalah
suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior)
manusia.
5. J.J. Russeau
Pendidikan adalah
pembekalan yang tidak ada pada pada saat anak-anak, akan tetapi dibutuhkan pada
saat dewasa.
6. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah
daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar
dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang
selaras dengan alam dan masyarakatnya.
7. Ahmad D. Marimba
Pendidikan adalah
bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan
rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Dari beberapa pengertian pendidikan
menurut para ahli maka pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses mendidik
dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik
mungkin.dalam pembahasan makalah kali ini penulis akan menjelaskan tentang
sejarah pendidikan pada masa kedatangan bangsa portugis di Indonesia
2.2. Penyebaran
Pendidikan Di Indonesia Pada Masa
Portugis
Sejarah
pendidikan yang melaksanakan dengan system pengajaran dengan wujud lembaganya
yang lebih dikenal dengan sekolah sebenarnya sudah di mulai pada permulaan abad
ke-16 yaitu pada saat kedatangan bangsa Portugis di Indonesia yang kemudian di
susul oleh bangsa Spanyol. Kedatangan bangsa Portugis membawa pandangan tidak
terlepas dari konteks perkembangan sistem dunia yang semakin meluas sebagai
akibat ekspansi barat sejak akhir abad ke-15 antara bangsa-bangsa Eropa di Asia
khusunya.
Dilihat dari sudut pandangng
bangsa-bangsa Eropa dengan sikap keagamaanya dalam abad pertengahan dengan
usaha kristenisasi yang dilakukan oleh misionaris yang menyertai ekspedisi
Portugis dan Spanyol semakin memperhebat membawa pengaruh terhadap pendidikan
di daerah-daerah yang bersangkutan
Ketika pendeta Ignatius Loyola untuk
pertama kali mendirikan Ordo Jesuit di Paris dengan membangun sebuah organisasi
yang sangat militant untuk memperjuangkan dan menyebarluaskan agama tersebut
dengan segala penjuru dunia.
Kemasyuran dan jumlah peserta
sekolah-sekolah Jesuit yang semakin meningkat sebagian besar terhantung pada
prioritas pelajaran tentang Sastra Yunani dan Romawi.para murid dianjurkan
untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan deklamasi dan perdebatan di luar
jam sekolah ,bersaing untuk memperoleh penghargaan dan hadiah,sehingga sekolah
mampu menarik anak-anak berbakat yang akhirnya mendapat perhatian dan sambutan
dari berbagai kalangan masyarakat tanpa mempersoalkan agama dan status
sosialnya,sehingga murid-muris yang berbakat inilah yang nantinya memberikan
pengaruh besar terhadap pendidikan di Indonesia
Salah seorang pengikut Ordo Jesuit
yang pertama adalah Franciscus Xaverius ,meninggal pada tahun 1552 semasa
hidupnya Franciscus Xaverius berhasil mendirikan berbagai misi gereja Katolik
Roma di Indonesia dan sekaligus menjadi peletak dasar dari Katholisisme di
Indonesia dan menegaskan bahwa untuk memperluas agama Nasrani perlu didirikan
sekolah di mana-mana terutama di daerah –daerah non-kristen dan berkat
Francicus Xaverius juga agama katolik menjadi pijakan yang kuat di Halmahera
Ternate dan Ambon sehingga ketiga pangkalan itu banyak orang yang memeluk agama
khatolik
2.3. Daerah Penyebaran Pengaruh Portugis
A.Maluku
Secara historis
kepulauan Maluku sangat terkenal dengan sebagai suatu daerah penghasil
rempah-rempah tetapi sebenarnya daerah tersebut bukanlah pulau penghasil
rempah-rempah yang asli selama berabad-abad sebelum kedatangan orang-orang
barat di kepulauan Maluku para pedangan melayu,jawa dan cina telah melakukan
dagang cengkeh dengan system barter di daerah-daerah bagian tertentu yaitu
pulau Halmahera,Ternate,Tidore,Moti,Makian dan Bacan.
Pada tahun 1525 orang-orang
portugis melakukan kontak hubungan dengan penduduk Hitu akan tetapi mereka
terpaksa pindah kesemenanjung Leitimor
di tempat itulah orang-orang Portugis ini mendirikan benteng yang
selanjutnya menjadi kota Ambon sekarang,bersamaman dengan itu mereka memperluas
penanaman pohon cengkeh sampai kepualuan Leiser
Pada tahun 1536 penguasa portugis
untuk Maluku adalah Antonio Galvano berhasil mendirikan sekolah Seminari untuk
anak-anak para pembuka pribumi di Ternate yang merupakan sekolah agama Kristen
bagi-anak-anak mereka dan sekolah yang sejenis kemudian didirikan di pulau
Solor dengan jumlah murid sebanyak 50 orang,murid-murid yang berasal dari
golongan pribumi dan ternyata mampu mengikuti pelajaran dengan baik dan
berkeinginan melanjutka pendidikannya ke Goa (India)
Pada tahun 1546 di Ambon sudah
banyak pemeluk agama khatolik selain pelajaran agama yang di berikan pelajaran
seperti membaca,menulis dan berhitung juga di berikan dengan tambahan bahasa latin
B.Sumatra Selatan
Hubungan kesultanan Palembang dengan
bangsa Portugis di malaka sampai akhir abad ke-16 selalau mengikuti kebijakan
Demak yang telah mengambil alih peran malaka dalam penyebaran agama Islam di
daerah nusantara,serbuan Demak terhadap malaka sejak tahun 1512 sampai 1513 dan
1551-1574 selalu mendapatkan bantuan dari Palembang sehingga tidak memberikan
kesempatan kepada bangsa eropa untuk berpengaruh di daerah palembang
Ketika inggris menguasai Bengkulu
sempat misi Kristenisasi dibawah zending Kristen memasuki daerah Tanjung Sakti
dibawah asuhan seorang pastur Khatolik di daerah tanjung sakti dibangun sebuah
sekolahan desa (volkschool) dan voorvolkschool di simpang tiga Tanjung Sakti setelah itu di buka pula sebuah sekolahan
pertanian dalam masyarakat setempat sekolahan itu di kenal dengan nama sekolah
mingguan
Penyebaran agama khatolik dengan
mempergunakan sarana pendidikan yang setingkat dengan pendidikan pada akhir
abad ke-19 hanya terbatas daerah Tanjung Sakti saja karena tidak dapat
menjangkau daerah yang lebih luas dan setela jatuhnya kesultanan Palembang pada
tahun 1848-1868 sumatra selatan berhasil dikuasi belanda dan mengambil alih
segala harta benda milik gereja dan semua lembaga pendididkannya
2.4
Ciri-Ciri Pendidikan pada masa portugis
Seorang penguasa dari portugis di
Maluku bernama Antonio Galvano mendirikan sebuah sekolahan Missionaris untuk
anak-anak pemuka pribumi adapun sekolahan mengajarkan beberapa pelajaran
seperti :
1. Membaca
2. Menulis
3. berhitung dan agama
Metode yang di pergunakan berupa:
1. Ceramah
2. Menghapal
3. Mengkaji
ulang pekerjaan
Adapun ciri-ciri pendididkan pada
masa Portugis yaitu:
1.Yang memberikan
pelajaran biasanya di panggil pastur atau pendeta
2.Metode yang diajarkan bersifat
ceramah,menghafal,mengkaji ulang pekerjaan
3.Waktu belajar pada hari minggu
4. bersifat klasikal
2.5 Pengaruh Kedatangan Bangsa Portugis Di Indonesia
Selama berada di Indonesia
orang-orang portugis meninggalkan beberapa pengaruh kebudayaan mereka
seperti :
1. Dalam
Bidang Kesenian
Bangsa
portugis meninggalkan kesenian yang berupa balada-balada keroncong yang
diiringi gitar yang berasal dari kebudayaan portugis
2. Dalam
Bidang Bahasa
Kosa
kata bahasa Indonesia juga ada yang berasal dari bahasa portugis
seperti,bendera,keju dll
3. Dalam
Bidang agama
Adanya
bangunan-bangunan gereja di Indonesia dan masyarakat Indonesia bagian timur
kebanyakan memeluk agama khatolik
4. Dalam
Bidang Pendididkan
Didirikannya
sekolahan seminari di Ambon dan volkschool dan voorvokschool di tanjung sakti
2.6 Reaksi
Masyarakat Indonesia Kedatangan Portugis
Kedatangan bangsa portugis di
Indonesia disambut baik oleh penguasa setempat karena bangsa portugis membawa
bahan pangan dan membeli rempah-rempah.akan tetapi perdagangan asia bangkit
kembali sehingga portugis tidak perna dapat melakukan suatu monopoli yang
efektif dalam perdagangan rempah-rempah.
Hubungan Ternate dan Portugis berubah
menjadi tegang karena upaya yang lemah membuat Portugis melakukan kristenisasi sedangkan
masyarakat Ternate pada waktu itu memeluk agama Islam dan prilaku orang-orang Portugis
yang tidak sopan dan pada tahun 1570 orang Portugis membunuh Sultan Ternate
sehingga orang-orang Portugis di usir dari Ternate dan pada tahun 1575 terjadi
peperangan sehingga orang –orang portugis pindah ke Tidore dan membangun sebuah
benteng baru namun yang menjadi pusat orang-orang portugis melakukan semua
aktivitasnya adalah Ambon.
BAB III
KESIMPULAN
Sistem pendidikan
di Indonesia pada masa Portugis secara mendasar dikerjakan oleh organisasi misi
katolik dimana orang yang terkenal dalam penyebarab agama khatolik adalah
Franciscus Xaverius dikalangan masyarkat pribumi Franciscus Xaverius dikenal
jujur dan keiklasannya membantu kesulitan rakyat dengan berkeliling kampung
sambil membawa lonceng di tangan untuk mengumpulkan anak-anak dan orang dewasa
untuk diajarkan agama khatolik.
Pada tahun 1536 penguasa portugis di
Maluku bernama Antonio Galvano mendirikan sebuah sekolahan missionaris di Ternate
untuk anak-anak pribumi adapun metode yang diajarkan adalah dengan cara
ceramah,menghafal dan mengkaji ulang pekerjaan,Sekolah sejenis pun di buka di
solor di mana bahasa latin juga di ajarkan kepada murid-muridnya
Dibawah asuhan seorang pastur di
bukalah sekolah desa(volkschool dan voorvolkschool di desa simpang tiga Tanjung
Sakti dalam masyarakat setempat sekolahan itu dikenal dengan sebutan sekolah
mingguan
Adapun pengaruh ataupun peninggalan
bangsa portugis di Indonesia,yaitu dalam bidang kesenian,agama,bahasa dan
pendidikan
No comments:
Post a Comment