Friday, November 23, 2012

sejarah pendidikan indonesia pada masa portugis


BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Pengertian Pendidikan
           Definisi pendidikan menurut para ahli banyak sekali ragamnya dan berbeda antara satu dengan yang lainnya .Hal ini tergantung dari sudut pandang masing-masing.
          Berikut pengertian pendidikan menurut para ahli :
1.      John Dewey.
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual, emosional ke arah alam dan sesama manusia
2.      M.J. Longeveled
Pendidikan adalah usaha , pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri.
3.      Thompson
Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya.
4.      Frederick J. Mc Donald
Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia.
5.      J.J. Russeau
Pendidikan adalah pembekalan yang tidak ada pada pada saat anak-anak, akan tetapi dibutuhkan pada saat dewasa.
6.      Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
7.      Ahmad D. Marimba
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

      Dari beberapa pengertian pendidikan menurut para ahli maka pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses mendidik dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin.dalam pembahasan makalah kali ini penulis akan menjelaskan tentang sejarah pendidikan pada masa kedatangan bangsa portugis di Indonesia

2.2.      Penyebaran Pendidikan  Di Indonesia Pada Masa Portugis
           Sejarah pendidikan yang melaksanakan dengan system pengajaran dengan wujud lembaganya yang lebih dikenal dengan sekolah sebenarnya sudah di mulai pada permulaan abad ke-16 yaitu pada saat kedatangan bangsa Portugis di Indonesia yang kemudian di susul oleh bangsa Spanyol. Kedatangan bangsa Portugis membawa pandangan tidak terlepas dari konteks perkembangan sistem dunia yang semakin meluas sebagai akibat ekspansi barat sejak akhir abad ke-15 antara bangsa-bangsa Eropa di Asia khusunya.
           Dilihat dari sudut pandangng bangsa-bangsa Eropa dengan sikap keagamaanya dalam abad pertengahan dengan usaha kristenisasi yang dilakukan oleh misionaris yang menyertai ekspedisi Portugis dan Spanyol semakin memperhebat membawa pengaruh terhadap pendidikan di daerah-daerah yang bersangkutan
           Ketika pendeta Ignatius Loyola untuk pertama kali mendirikan Ordo Jesuit di Paris dengan membangun sebuah organisasi yang sangat militant untuk memperjuangkan dan menyebarluaskan agama tersebut dengan segala penjuru dunia.
          Kemasyuran dan jumlah peserta sekolah-sekolah Jesuit yang semakin meningkat sebagian besar terhantung pada prioritas pelajaran tentang Sastra Yunani dan Romawi.para murid dianjurkan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan deklamasi dan perdebatan di luar jam sekolah ,bersaing untuk memperoleh penghargaan dan hadiah,sehingga sekolah mampu menarik anak-anak berbakat yang akhirnya mendapat perhatian dan sambutan dari berbagai kalangan masyarakat tanpa mempersoalkan agama dan status sosialnya,sehingga murid-muris yang berbakat inilah yang nantinya memberikan pengaruh besar terhadap pendidikan di Indonesia
           Salah seorang pengikut Ordo Jesuit yang pertama adalah Franciscus Xaverius ,meninggal pada tahun 1552 semasa hidupnya Franciscus Xaverius berhasil mendirikan berbagai misi gereja Katolik Roma di Indonesia dan sekaligus menjadi peletak dasar dari Katholisisme di Indonesia dan menegaskan bahwa untuk memperluas agama Nasrani perlu didirikan sekolah di mana-mana terutama di daerah –daerah non-kristen dan berkat Francicus Xaverius juga agama katolik menjadi pijakan yang kuat di Halmahera Ternate dan Ambon sehingga ketiga pangkalan itu banyak orang yang memeluk agama khatolik
2.3.      Daerah Penyebaran Pengaruh Portugis
            A.Maluku
            Secara historis kepulauan Maluku sangat terkenal dengan sebagai suatu daerah penghasil rempah-rempah tetapi sebenarnya daerah tersebut bukanlah pulau penghasil rempah-rempah yang asli selama berabad-abad sebelum kedatangan orang-orang barat di kepulauan Maluku para pedangan melayu,jawa dan cina telah melakukan dagang cengkeh dengan system barter di daerah-daerah bagian tertentu yaitu pulau Halmahera,Ternate,Tidore,Moti,Makian dan Bacan.
            Pada tahun 1525 orang-orang portugis melakukan kontak hubungan dengan penduduk Hitu akan tetapi mereka terpaksa pindah kesemenanjung Leitimor  di tempat itulah orang-orang Portugis ini mendirikan benteng yang selanjutnya menjadi kota Ambon sekarang,bersamaman dengan itu mereka memperluas penanaman pohon cengkeh sampai kepualuan Leiser
            Pada tahun 1536 penguasa portugis untuk Maluku adalah Antonio Galvano berhasil mendirikan sekolah Seminari untuk anak-anak para pembuka pribumi di Ternate yang merupakan sekolah agama Kristen bagi-anak-anak mereka dan sekolah yang sejenis kemudian didirikan di pulau Solor dengan jumlah murid sebanyak 50 orang,murid-murid yang berasal dari golongan pribumi dan ternyata mampu mengikuti pelajaran dengan baik dan berkeinginan melanjutka pendidikannya ke Goa (India)
           Pada tahun 1546 di Ambon sudah banyak pemeluk agama khatolik selain pelajaran agama yang di berikan pelajaran seperti membaca,menulis dan berhitung juga di berikan dengan  tambahan bahasa latin
           B.Sumatra Selatan
           Hubungan kesultanan Palembang dengan bangsa Portugis di malaka sampai akhir abad ke-16 selalau mengikuti kebijakan Demak yang telah mengambil alih peran malaka dalam penyebaran agama Islam di daerah nusantara,serbuan Demak terhadap malaka sejak tahun 1512 sampai 1513 dan 1551-1574 selalu mendapatkan bantuan dari Palembang sehingga tidak memberikan kesempatan kepada bangsa eropa untuk berpengaruh di daerah palembang
           Ketika inggris menguasai Bengkulu sempat misi Kristenisasi dibawah zending Kristen memasuki daerah Tanjung Sakti dibawah asuhan seorang pastur Khatolik di daerah tanjung sakti dibangun sebuah sekolahan desa (volkschool) dan voorvolkschool di simpang tiga Tanjung Sakti  setelah itu di buka pula sebuah sekolahan pertanian dalam masyarakat setempat sekolahan itu di kenal dengan nama sekolah mingguan
           Penyebaran agama khatolik dengan mempergunakan sarana pendidikan yang setingkat dengan pendidikan pada akhir abad ke-19 hanya terbatas daerah Tanjung Sakti saja karena tidak dapat menjangkau daerah yang lebih luas dan setela jatuhnya kesultanan Palembang pada tahun 1848-1868 sumatra selatan berhasil dikuasi belanda dan mengambil alih segala harta benda milik gereja dan semua lembaga pendididkannya      
2.4      Ciri-Ciri Pendidikan pada masa portugis
           Seorang penguasa dari portugis di Maluku bernama Antonio Galvano mendirikan sebuah sekolahan Missionaris untuk anak-anak pemuka pribumi adapun sekolahan mengajarkan beberapa pelajaran seperti :
          1. Membaca
          2. Menulis
          3. berhitung dan agama
           Metode yang di pergunakan berupa:
1.      Ceramah
2.      Menghapal
3.      Mengkaji ulang pekerjaan
            Adapun ciri-ciri pendididkan pada masa Portugis yaitu:
           1.Yang memberikan pelajaran biasanya di panggil pastur atau pendeta
           2.Metode yang diajarkan bersifat ceramah,menghafal,mengkaji ulang pekerjaan
           3.Waktu belajar pada hari minggu
           4. bersifat klasikal
2.5      Pengaruh  Kedatangan Bangsa Portugis Di Indonesia
           Selama berada di Indonesia orang-orang portugis meninggalkan beberapa pengaruh kebudayaan mereka seperti  :
1.      Dalam Bidang Kesenian
Bangsa portugis meninggalkan kesenian yang berupa balada-balada keroncong yang diiringi gitar yang berasal dari kebudayaan portugis
2.      Dalam Bidang Bahasa
Kosa kata bahasa Indonesia juga ada yang berasal dari bahasa portugis seperti,bendera,keju dll
3.      Dalam Bidang agama
Adanya bangunan-bangunan gereja di Indonesia dan masyarakat Indonesia bagian timur kebanyakan memeluk agama khatolik
4.      Dalam Bidang Pendididkan
Didirikannya sekolahan seminari di Ambon dan volkschool dan voorvokschool di tanjung sakti
2.6     Reaksi Masyarakat Indonesia Kedatangan Portugis
          Kedatangan bangsa portugis di Indonesia disambut baik oleh penguasa setempat karena bangsa portugis membawa bahan pangan dan membeli rempah-rempah.akan tetapi perdagangan asia bangkit kembali sehingga portugis tidak perna dapat melakukan suatu monopoli yang efektif dalam perdagangan rempah-rempah.
         Hubungan Ternate dan Portugis berubah menjadi tegang karena upaya yang lemah membuat Portugis melakukan kristenisasi sedangkan masyarakat Ternate pada waktu itu memeluk agama Islam dan prilaku orang-orang Portugis yang tidak sopan dan pada tahun 1570 orang Portugis membunuh Sultan Ternate sehingga orang-orang Portugis di usir dari Ternate dan pada tahun 1575 terjadi peperangan sehingga orang –orang portugis pindah ke Tidore dan membangun sebuah benteng baru namun yang menjadi pusat orang-orang portugis melakukan semua aktivitasnya adalah Ambon.

           
             
         
                                                                                                                                                        
        
         
  








BAB III
KESIMPULAN
          Sistem pendidikan di Indonesia pada masa Portugis secara mendasar dikerjakan oleh organisasi misi katolik dimana orang yang terkenal dalam penyebarab agama khatolik adalah Franciscus Xaverius dikalangan masyarkat pribumi Franciscus Xaverius dikenal jujur dan keiklasannya membantu kesulitan rakyat dengan berkeliling kampung sambil membawa lonceng di tangan untuk mengumpulkan anak-anak dan orang dewasa untuk diajarkan agama khatolik.
          Pada tahun 1536 penguasa portugis di Maluku bernama Antonio Galvano mendirikan sebuah sekolahan missionaris di Ternate untuk anak-anak pribumi adapun metode yang diajarkan adalah dengan cara ceramah,menghafal dan mengkaji ulang pekerjaan,Sekolah sejenis pun di buka di solor di mana bahasa latin juga di ajarkan kepada murid-muridnya 
          Dibawah asuhan seorang pastur di bukalah sekolah desa(volkschool dan voorvolkschool di desa simpang tiga Tanjung Sakti dalam masyarakat setempat sekolahan itu dikenal dengan sebutan sekolah mingguan
          Adapun pengaruh ataupun peninggalan bangsa portugis di Indonesia,yaitu dalam bidang kesenian,agama,bahasa dan pendidikan